Pages

Selasa, 20 Januari 2015

Asmaul Husna


AL-ASMAUL-HUSNA (Nama-nama Allah Yang Indah)

http://www.angelfire.com/mac2/yginsaf/namaislam/images/dot.gif
Berikut adalah senarai 99 nama-nama Allah dalam Islam. "Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik (yang mulia) maka serulah (dan berdoalah) kepadaNya dengan menyebut nama-nama itu, dan pulaukanlah orang-orang yang berpaling dari kebenaran dalam masa menggunakan nama-namaNya. Mereka akan mendapat balasan mengenai apa yang mereka telah kerjakan." Surah Al-A'raf, ayat 180.
"(Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan "zikrullah". Ketahuilah dengan "zikrullah" itu, tenang tenteramlah hati manusia." Surah Ar-Ra'd, ayat 28.
http://www.angelfire.com/mac2/yginsaf/namaislam/images/dot.gif
Allah
Ar-Rahman
Ar-Raheem
Al-Malik
Al-Malik (Maha Memiliki Menguasai Seluruh Alam)
Ar-Rahim (Maha Penyayang)
Ar-Rahman (Maha Pemurah)
Allah subhana huwa Taala
Al-Qudduus
As-Salaam
Al-Mumin
Al-Muhaymin
Al-Muhaimin (Maha Memelihara)
Al-Mukmin (Maha Mengurniakan Keamanan)
As-Salaam (Maha Sejahtera)
Al-Quddus (Maha Suci)
Al-Khaaliq
Al-Mutakabbir
Al-Jabbaar
Al-Aziz
Al-Khaaliq (Maha Menciptakan)
Al-Mutakabbir (Maha Memiliki Segala Keagungan)
Al-Jabbar (Maha Kuasa)
Al-Aziz (Maha Perkasa)
Al-Qahhaar
Al-Ghaffaar
Al-Musawwir
Al-Baari
Al-Qahhar (Maha Mengalahkan)
Al-Ghaffar (Maha Pengampun)
Al-Musawwir (Maha Membentuk Rupa)
Al-Baari (Maha Mengadakan)
Al-Aleem
Al-Fattah
Ar-Razzaq
Al-Wahhab
Al-Alim (Maha Mengetahui)
Al-Fattah (Maha Pemberi Keputusan)
Ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki)
Al-Wahhab (Maha Pemberi Kurnia)
Ar-Raafey
Al-Khaafidh
Al-Baasit
Al-Qaabidh
Ar-Rafi (Maha Meninggikan)
Al-Khaafiz (Maha Merendahkan)
Al-Baasit (Maha Melapangkan)
Al-Qaabiz (Maha Menyempitkan)
Al-Baseer
As-Samii
Al-Mudhill
Al-Muizz
Al-Basir (Maha Melihat)
As-Sami' (Maha Mendengar)
Al-Mudhill (Yang Menghinakan)
Al-Muizz (Maha Memuliakan)
Al-Khabeer
Al-Lateef
Al-Adl
Al-Hakam
Al-Khabir (Maha Berwaspada)
Al-Latif (Maha Lemah Lembut)
Al-Adl (Yang Mempunyai Keadilan)
Al-Hakam (Maha Mengadili)
As-Shakur
Al-Ghafoor
Al-Adheem
Al-Haleem
As-Shakur (Maha Mensyukuri)
Al-Ghafur (Maha Pengampun)
Al-Adhim (Maha Besar)
Al-Halim (Maha Penyantun)
Al-Muqeet
Al-Hafeedh
Al-Kabeer
Al-Ali
Al-Muqit (Maha Perkasa)
Al-Hafiz (Maha Memelihara)
Al-Kabir (Maha Berwaspada)
Al-Ali (Maha Tinggi)
Ar-Raqeeb
Al-Kareem
Al-Jaleel
Al-Haseeb
Ar-Raqib (Maha Mengawasi)
Al-Karim (Maha Pemurah)
Al-Jalil (Maha Mulia)
Al-Hasib ( Amat Dihormati)
Al-Waduud
Al-Hakeem
Al-Waasey
Al-Mujeeb
Al-Wadud (Maha Pengasih)
Al-Hakim (Maha Bijaksana)
Al-Waasi' (Maha Lapang)
Al-Mujib (Maha Memperkenankan)
Al-Haq
As-Shaheed
Al-Baaith
Al-Majeed
Al-Haq (Maha Benar)
As-Shahid (Maha Menyaksikan)
Al-Baaith (Maha Membangkitkan Semula)
Al-Majid (Maha Mulia)
Al-Wali
Al-Mateen
Al-Qawi
Al-Wakeel
Al-Wali (Maha Memerintah)
Al-Matin (Maha Kuat)
Al-Qawi (Maha Kuat)
Al-Wakil (Maha Mentadbir)
Al-Mueed
Al-Mubdi
Al-Muhsi
Al-Hameed
Al-Muid (Maha Memulihkan)
Al-Mubdi (Maha Pencipta dari Asal)
Al-Muhsi (Maha Menghitung)
Al-Hamid (Maha Terpuji)
Al-Qayyum
Al-Hai
Al-Mumeet
Al-Muhyi
Al-Qayyum (Maha Berdikari)
Al-Hai (Yang Hidup Kekal)
Al-Mumit (Maha Pemusnah)
Al-Muhyi (Maha Menghidupkan)
Al-Ahad
Al-Waahid
Al-Maajid
Al-Waajid
Al-Ahad (Maha Esa)
Al-Waahid (Maha Tunggal)
Al-Maajid (Maha Mulia)
Al-Waajid (Maha Mencarikan)
Al-Muqaddim
Al-Muqtadir
Al-Qaadir
As-Samad
Al-Muqaddim (Maha Menyegerakan)
Al-Muqtadir (Maha Berkuasa)
Al-Qaadir (Maha Berkuasa)
As-Samad (Tumpuan Segala Hajat)
Adh-Dhaahir
Al-Aakhir
Al-Awwal
Al-Muakkhir
Adh-Dhaahir
Al-Aakhir (Maha Akhir)
Al-Awwal (Maha Awal)
Al-Muakkhir ( Maha Penangguh)
Al-Barr
Al-Muta-aali
Al-Waali
Al-Baatin
Al-Barr (Maha Membuat Kebajikan)
Al-Muta-aali (Maha Tinggi)
Al-Waali (Maha Melindungi)
Al-Baatin (Maha Tersembunyi)
Ar-Ra-uf
Al-Afuw
Al-Muntaqim
At-Tawwaab
Ar-Rauf (Maha Pengasih)
Al-Afuw (Maha Pemaaf)
Al-Muntaqim (Maha Pembalas Dendam)
At-Tawwaab (Maha Menerima Taubat)
Al-Muqsit
Dhul-Jalaali wal Ikraam
Maalik-ul-Mulk
Al-Muqsit (Maha Saksama)
Dhul-Jalaali wal Ikraam
Maalik-ul-Mulk
Al-Maaney
Al-Mughni
Al-Ghani
Al-Jaamey
Al-Maane (Maha Melarang)
Al-Mughni (Maha Memakmurkan)
Al-Ghani (Maha Kaya)
Al-Jami' (Maha Mengumpulkan)
Al-Haadi
An-Nur
An-Naafey
Adh-Dhaarr
Al-Haadi (Maha Petunjuk)
An-Nur (Maha Bercahaya)
An-Naafi' (Memberi Manfaat)
Adh-Dhaarr
As-Sabur
Ar-Rasheed
Al-Waarith
Al-Baaqi
As-Sabur (Maha Penyabar)
Ar-Rashid (Maha Bijaksana)
Al-Waarith (Maha Mewarisi)
Al-Baaqi (Maha Kekal)






Sifat Wajib Allah
  1. Wujud : artinya ada, ketetapan dan kebenaran yang wajib bagi dzat Allah Swt yang tiada di sebabkan dengan sesuatu sebab adalah “ada”.
    A. Dalil Aqli sifat Wujud
    Adanya semesta alam yang kita lihat sudah cukup dijadikan sebagai alasan adanya Allah, sebab tidak masuk akal seandainya ada sesuatu yang dibuat tanpa ada yang membuatnya.
    B. Dalil Naqli sifat Wujud
    جلقالسموات والارض وما بينهمافي ستةايام ﷲالذى
    Allahlah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam (waktu) enam hari. (QS. AS sajdah [32]:4))
  2. Qidam : artinya sedia, hakikatnya adalah menafikan bermulanya wujud Allah Swt.
    a. Dalil aqli sifat Qidam
    Seandainya Allah tidak qodim, mesti Allah hadits, sebab tidak ada penengah antara qodim dan hadits. Apabila Allah hadits maka mesti membutuhkan muhdits (yang membuat) mislanya A, dan muhdits A mesti membutuhkan kepada Muhdits yang lain, misalnya B. Kemudian muhdits B mesti membutuhkan muhdits yang lain juga, misalnya C. Begitulah seterusnya.Apabila tiada ujungnya, maka dikatakan tasalsul (peristiwa berantau), dan apabila yang ujung membutuhkan kepada Allah maka dikatan daur (peristiwa berputar). Masing-masing dari tasalsul dan daur adalah mustahil menurut akal. Maka setiap yang mengakibatkan tasalsul dan daur, yaitu hudutsnya Allah adalah mustahil, maka Allah wajib bersifat Qidam.
    b. Dalil Naqli sifat Qidam
    Firman Allah :
    هوالاول والاخروالظاهروالباطن
    Dialah yang awal dan yang akhir Yang zhohir dan yang bathin. (QS. Al-Hadid [57]:3)
  3. Baqa’ : artinya kekal, Allah Swt kekal ada dan tidak ada akhirnya
    a. Dalil Aqli sifat Baqa'
    Seandainya Allah tidak wajib Baqo, yakni Wenang Allah Tiada, maka tidak akan disifati Qidam. Sedangkan Qidam tidak bisa dihilangkan dari Allah berdasarkan dalil yang telah lewat dalam sifat Qidam.
    b. Dalil Naqli Sifat Baqa'
    Firman Allah :
    كلشئ هالك إلاوجهه
    Tiap sesuatu akan binasa (lenyap) kecuali Dzat-nya. (QS. Qoshos [28]:88)
  4. Mukhalafatuhu Ta’ala Lilhawadith : artinya Bersalahan Allah Swt dengan segala yang baharu, pada dzat , sifat atau perbuatannya sama ada yang baru, yang telah ada atau yang belum ada. Pada hakikat nya adalah menafikan Allah Ta’ala menyerupai dengan yang baharu pada dzatnya, sifatnya atau perbuatannya.
    a. Dalil Aqli sifat mukhalafah lil hawadits
    Apabila diperkirakan Allah menyamai sekalian makhluknya, niscaya Allah dalah baru (Hadits), sedangkan Allah baru adalah mustahil
    b. Dalil Naqli sifat mukhalafah lil hawadits
    Firman Allah :
    ليس كمثله شيئ وهوالسميع البصير
    Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan dia, dan dia-lah yang maha mendengar lagi maha melihat. (QS. Asy-Syuro [42]:11)
  5. Qiyamuhu Ta’ala Binafsihi : artinya berdiri Allah Swt dengan sendirinya, tidak berkehendak kepada tempat yang berdiri (pada dzat) dan tidak berkehendak kepada yang menjadikannya, karena ia tidak di jadikan tetapi telah jadi dengan sendirinya, dan tidak berkehendak kepada yang di jadikanNya.
    a. Dalil Aqli sifat Qiyamuhu Binafsihi
    Seadainya Allah membutuhkan dzat, niscaya Allah adalah sifat, sebab hanya sifatlah yang selalu membutuhkan dzat, sedangkan dzat selamanya tidak membutuhkan dzat lain untuk berdirinya.
    Dan apabila Allah “Sifat” adalah mustahil, sebab apabila Allah “sifat”, maka Allah tidak akan disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah, sedangkan sifat tersebut adalah termasuk sifat-sifat yang wajib bagi Allah berdasarkan dalil-dalil tertentu. Berarti apabila Allah tidak disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah adalah salah (Bathil), dan batal pula sesuatu yang mengakibatkannya, yaitu butuhnya Allah kepada dzat. Apabila batal butuhnya Allah kepada dzat maka tetap Maha kaya (istighna)nya Allah dari dzat.
    Seandainya Allah membutuhkan sang pncipta, niscaya Allah baru (Hadts), sebab yang membutuhkan pencipta hanyalah yang baru sedangkan dzat qodim tidak membutuhkannya. Dan mustahil Allah Hadits, karena segala sesuatu yang hadits harus membutuhkan sang pencipta (mujid) yang kelanjutannya akan mengakibatkan daur atau tasalul.
    b. Dalil Naqli Sifat Qiamuhu Binafsihi
    Firman Allah:
    إن اﷲ لغنى عن العا لمين
    Sesungguhnya Allah benar-benar maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta. (QS. Al Ankabut [29]:6)
  6. Wahdaniyyah : artinya satunya Allah Swt pada dzat, pada sifat dan pada perbuatanNya, tetapi bukanlah pengertiannya seperti bersatunya dzat tulang, daging, kulit dan lain sebagainya, Allah Swt bebas dari pengertian seperti itu.
    Dalil Naqli Sifat Wahdaniyat
    Firman Allah :
    لوكان فيهماالهةإلااﷲ لفسد تا
    Seandainya di langit dan dibumi ada tuhan-tuhan selain Allah, niscaya langit dan bumi akan rusak. (QS. Al Anbiya [21]:22)
  7. Qudrat : artinya kuasanya Allah Swt, satu sifat yang qadim lagi azali yang tetap berdiri pada zat Allah Swt, yang mengadakan tiap - tiap yang ada dan meniadakan tiap - tiap yang tiada.
    a. Dalil Aqli sifat Qudrot
    Dalilnya adalah adanya alam semesta.
    Proses penyusunan dalilnya, jika Allah tidak berkemampuan niscaya Allah lemah(‘Ajzun), dan apabila Allah lemah maka tidak akan mampu menciptakan makhluk barang sedikitpun.
    b. Dalil Naqli sifat Qudrot
    إن اﷲعلى كل شيى قد ير
    Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah [2]:20)
  8. Iradah : artinya kehendaknya Allah Swt, maknanya penentuan segala tentang ada atau tiadanya, maka Allah Swt yang selayaknya menghendaki tiap - tiap sesuatu apa yang di perbuatnya, artinya kita manusia telah di tentukan dengan kehendak Allah Swt, seperti : tentang rezeki, umur, baik, jahat, kaya, miskin dan lain sebagainya
    a. Dalil Aqli sifat Irodat.
    Dalilnya adalah adanya alam semesta.
    Proses penyusunan dalil, seasndainya allah tidak bersifat berkehendak niscaya bersifat terpaksa (karohah), dan allah bersifat terpaksa adalah mustahil karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi tidak disifatinya Allah dengan sifat qudrot adalah mustahil, sebab akanberakibat lemahnya Alla, sedangkan lemahnya Allah adalah mustahi, karena tidak akan mampu membuat makhluk barang sedikitpun.
    b. Dalil Naqli sifat Irodat.
    Firman Allah :
    ان ربك فعال لمايريد
    Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki.
    (QS. Hud[50]:107)
  9. Ilmu : artinya mengetahuinya Allah Swt, maknanya nyata dan terang akan meliputi dan maha mengetahui akan segala tiap – tiap, tiada yang tersembunyi dan rahasia bagiNya di alam jagat ini.
    a. Dalil Aqli sifat Ilmu
    Dalilnya adalah adanya alam semesta.
    Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tak berilmu niscaya tidak akan berkehendak, sedangkan allah tidak berkehendak adalah mustahil, karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah. Sedangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat barang makhluk sedikitpun.
    b. Dalil Naqli sifat Ilmu
    Firman Allah :
    وهوبكل شيى عليم
    Dan dia maha mengetahui segala sesuatu.
    (QS.Al Hadid [57]:3 atau QS. Al Baqaroh [2]:29)
  10. Hayat : artinya hidupnya Allah Swt, ini sifat yang tetap dan qadim lagi azali pada dzat Allah Swt, ia tidak akan pernah mati, karena mati itu adalah ciptaanNya juga.
    a. Dalil Aqli sifat hayat
    Dalilnya adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tidak hidup maka tidak akan disifati Qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan Qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah, seangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat alam semesta.
    b. Dalil Naqli sifat Hayat
    Firman Allah :
    وتو كل على الحى الذ ى لايمو ت
    Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup yang tidak mati. (QS. Al-Furqon [25]:58)
  11. Sama’ : artinya mendengarnya Allah Swt, ini sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada dzat Allah Swt, tiada sesuatu apapun yang luput dari pendengarannya Allah Swt.
  12. Bashar : artinya melihatnya Allah Swt, hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada dzat Allah Swt, Allah Swt wajib bersifat maha melihat pada yang dapat di lihat oleh manusia atau tidak, jauh atau dekat, terang atau gelap, zahir atau tersembunyi dan sebagainya.
  13. Kalam : artinya : berkata - katanya Allah Swt, ini sifat yang tetap ada, yang qadim lagi azali, yang berdiri pada dzat Allah Swt, sebagai contoh adalah Al- Qur’an, ini merupakan perkataannya (kalam) Allah Swt yang abadi sepanjang masa.]
  14. Kaunuhu Qadiran : artinya keadaannya Allah Swt, ia yang berkuasa mengadakan dan mentiadakan sesuatu.
  15. Kaunuhu Muridan : artinya keadaannya Allah Swt yang menghendaki dan menentukan tiap - tiap sesuatu.
  16. Kaunuhu ‘Aliman : artinya keadaannya Allah Swt yang mengetahui akan tiap - tiap segala sesuatu.
  17. Kaunuhu Hayyun : artinya keadaannya Allah Swt yang maha hidup, melebihi dari segala sesuatu apapun juga.
  18. Kaunuhu Sami’an : artinya keadaannya Allah Swt yang mendengar akan tiap - tiap segala sesuatu yang maujud.
  19. Kaunuhu Bashiran : artinya keadaannya Allah Swt yang melihatakan tiap - tiap segala sesuatu yang maujudat (berupa sesuatu yang ada ).
  20. Kaunuhu Mutakalliman : artinya keadaannya Allah Swt yang berkata – kata, yaitu sifat yang berdiri dengan dzat Allah Swt.
Sifat Mustahil bagi Allah
Wajib pula bagi tiap muslimin dan muslimat mengetahui akan sifat - sifat yang mustahil bagi Allah Swt, yang menjadi lawan daripada sifat 20 (dua puluh) yang merupakan sifat wajib bagiNya, berikut sifat - sifat yang mustahil bagiNya :
  1. ‘Adam, artinya tiada (bisa mati)
  2. Huduth, artinya baharu (bisa di perbaharui)
  3. Fana’, artinya binasa (tidak kekal/mati)
  4. Mumathalatuhu Lilhawadith, artinya menyerupai akan makhlukNya
  5. Qiyamuhu Bighayrih, artinya berdiri dengan yang lain (ada kerjasama)
  6. Ta’addud, artinya berbilang – bilang (lebih dari satu)
  7. ‘Ajz, artinya lemah (tidak kuat)
  8. Karahah, artinya terpaksa (bisa di paksa)
  9. Jahl, artinya jahil (bodoh)
  10. Maut, artinya mati (bisa mati)
  11. Syamam, artinya tuli
  12. ‘Umy, artinya buta
  13. Bukm, artinya bisu
  14. Kaunuhu ‘Ajizan, artinya lemah (dalam keadaannya)
  15. Kaunuhu Karihan, artinya terpaksa (dalam keadaannya)
  16. Kaunuhu Jahilan, artinya jahil (dalam keadaannya)
  17. Kaunuhu Mayyitan, artinya mati (dalam keadaannya)
  18. Kaunuhu Asam, artinya tuli (dalam keadaannya)
  19. Kaunuhu A’ma, artinya buta (dalam keadaannya)
  20. Kaunuhu Abkam, artinya bisu (dalam keadaannya)


0 komentar:

Posting Komentar