Penyusun:
Dian
Ayu Damayanti
INSTALASI
LISTRIK
Instalasi listrik untuk penerangan
atau biasa disebut instalasi penerangan adalah instalasi listrik yang memberi
tenaga listrik untuk keperluan penerangan (lampu) dan alat-alat yang lain.
Biasanya instalasi penerangan di
dalam rumah-rumah dan gedung-gedung mempergunakan sistem radial, karena
sederhana dan mudah pengamanannya.
Fungsi Instalasi Listrik yaitu untuk mempermudah pemasangan pada instalasi
listrik .
LISTRIK
Listrik menjadi energi lain dimulai sejak ditemukannya beberapa
penemuan oleh Thomas Alva Edison
(1847-1931), termasuk di antaranya lampu pijar.
Ada empat hal yang perlu diketahui tentang
listrik, yaitu :
a.
Listrik
mempunyai arus disebut arus listrik, dengan simbol “I” dan dinyatakan
dalam satuan “ampere” ditulis “A”,
b.
Listrik
mempunyai tekanan (tegangan) disebut tegangan listrik, dengan simbol “U” dan
dinyatakan dalam satuan “volt” ditulis
“V”,
c.
Listrik
mempunyai hambatan disebut hambatan listrik, dengan simbol “R” dan dinyatakan
dalam satuan “ohm” ditulis “Ω”,
d.
Listrik
mempunyai daya disebut daya listrik, dengan simbol “P” dan dinyatakan
dalam satuan “watt” ditulis “W”.
Dengan
memanfaatkan energi listrik manusia banyak terbantu dalam kehidupannya,
misalnya dengan listrik kita dapat memperoleh panas melalui rice cooker
atau kompor listrik untuk memasak nasi, memperoleh cahaya penerang melalui
lampu dan memperoleh air melalui pompa air yang berputar (bergerak) menghisap
air.
Agar listrik dapat dimanfaatkan secara aman, dibutuhkan instalasi pengkabelan
(instalasi listrik) untuk penerangan dan
kotak kontak. Kotak kontak digunakan untuk menghubungkan peralatan
listrik ke sumber listrik. Suatu instalasi listrik terdiri dari komponen-komponen
listrik, misal-nya dudukan lampu (Lamp
Holder atau Fitting}, kotak kontak (Stop Contact), saklar (Switch),
sekering (Fuse), pemutus rangkaian
mini (MCB) dan pengukur pemakaian daya.
Gambar 3: Sistem
jaringan listrik dari pembangkit hingga rumah
KAWAT LISTRIK
|
KESELAMATAN KERJA
a.
Tang (Pliers)
Tang (plier) digunakan untuk
memotong, membengkokkan, memegang, memutar, membuka mur/baut dan mengencangkan
benda kerja. Alat ini sangat banyak penggunaannya dalam pemasangan instalasi
listrik.
b.
Tang
pemotong (Diagonal Cutting Pliers)
Alat ini mempunyai sendi gkalian dan rahang yang keras yang digunakan
untuk memotong kawat listrik/kabel.
|
Gambar 5 : Tang pemotong
c. Tang rahang tipis (Flat
nose pliers)
Gambar 6: Tang dengan rahang
tipis
d.
Tang rahang bulat panjang (Long Nose Pliers)
Alat ini
berahang bulat dan agak panjang kadang-kadang dileng-kapi dengan sisi pemotong.
Rahangnya ada yang lurus dan bengkok.
Gambar 7: Tang rahang bulat panjang
e.
Tang Kombinasi
(Combination pliers)
Alat ini dapat digunakan
untuk memotong kawat, memegang pelat tipis dan memegang pipa ukuran kecil.
Gambar 8: Tang kombinasi
f.
Tang Pengupas Isolasi Kabel
Alat
ini digunakan untuk mengupas kabel yang berisolasi supaya ujung-ujung kabel
tersebut dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
|
Gambar
9: Tang pengupas isolasi kabel
g.
Obeng (Screwdrivers)
Alat ini
digunakan untuk membuka atau memasang/ mengencangkan sekerup yang kepalanya
beralur. Ujung obeng ini yang digunakan sebagai pengencang/pengendor sekerup
tersebut. Bentuknya ada yang menyerupai
kembang dan sering disebut obeng kembang atau obeng plus dan digunakan untuk
mengencangkan/ mengendorkan ujung sekerup yang beralur seperti kembang. Bentuk
yang lain adalah pipih dan sering disebut obeng minus atau obeng plat dan
digunakan untuk mengencangkan/ mengendorkan ujung sekerup yang beralur lurus.
|
Gambar 10: Macam-macam obeng
h.
Solder Listrik
Solder
listrik adalah alat untuk menyolder komponen listrik/ elektronika. Daya listrik
yang digunakan berkisar antara 20 watt sampai dengan 200 watt tergantung
keperluannya. Apabila arus listrik masuk ke dalam solder. akan terjadi panas
pada elemen pemanasnya. Panas yang terjadi
pada elemen pemanas diteruskan ke ujung
mata solder yang runcing yang terbuat dari tembaga. Panas ini digunakan
untuk mencairkan timah solder dan memanaskan titik penyolderan.
|
Gambar 11:
Solder listrik dan bagian-bagiannya
Keterangan gambar :
1. Penyeka /isolator
2. Elemen pemanas
3. Ujung solder
4. Selubung solder
5. Pegangan solder
6. Kontak penghubung (steker).
Gambar 12: Macam-macam solder dan dudukan solder.
Hasil penyolderan ditentukan oleh kemahiran seseorang dalam menyolder dan cara memegang solder haruslah benar
seperti gambar berikut ini.
|
Gambar 13:
Cara memegang solder
yang benar adalah pada posisi (2)
i. Multi Meter
Multi meter atau juga disebut AVO meter adalah alat
ukur yang dapat digunakan untuk
mengetahui apakah ada listrik atau tidak, atau alat untuk mengukur besarnya
tegangan listrik, arus listrik atau hambatan listrik. Terdapat dua macam AVO
Meter, yaitu AVO meter analog dan AVO meter digital.
|
Gambar 14:
Contoh
bentuk AVO meter analog dan digital
Dalam
pengukuran besaran listrik yang sering dilakukan dalam instalasi listrik adalah
pengukuran tegangan listrik dan hambatan listrik.
1) Pengukuran Tegangan Listrik AC
Pengukuran
tegangan listrik dilakukan apabila kita ingin memeriksa apakah dalam rumah ada
listrik atau tidak atau kita ingin mengukur besarnya tegangan listrik. Pengukuran tegangan
listrik AC dengan cara:
a)
Atur
posisi saklar selektor pada kedudukan Volt AC pada batas ukur 250VAC atau yang
lebih besar.
b)
Hubungkan
kedua ujung kabel (jumper) dari AVO meter ke jala-jala listrik pada stop
kontak.
2) Pengukuran tegangan listrik DC
Pengukuran
tegangan listrik DC dilakukan apabila kita ingin mengetahui besarnya tegangan
listrik seperti batere dan aki.
Cara pengukuran
tegangan listrik DC adalah sebagai berikut.
a)
Atur
posisi selektor (saklar pemilih) pada kedudukan Volt DC dan pilih batas ukur
pada kedudukan yang lebih tinggi dari sumber listrik DC yang akan kita ukur.
b)
Hubungkan ujung kabel (jumper) warna merah dari AVO meter
ke terminal positif (+) dan kabel warna hitam ke terminal negatif(-).
3)
Pengukuran Hambatan
Listrik
Dalam pemasangan instalasi listrik, untuk memeriksa
apakah terjadi hubung singkat atau tidak dalam penyambungan kawat, dapat kita
lakukan dengan cara sebagai berikut.
a) Matikan
terlebih dahulu sumber listrik.
b) Atur
posisi selektor (saklar pemilih) pada kedudukan
ohm.
c) Hubungkan
salah satu dari kedua ujung kabel dari AVO meter ke kawat fasa dan ujung
satunya lagi ke kawat nol.
d) Bila
jarum penunjuk tidak bergerak, berarti sambungan tidak ada yang terhubung
singkat. Bila jarum penunjuk bergerak menyimpang ke kanan berarti terdapat
sambungan yang short (hubung singkat) dan periksa kembali hubungan
pengawatan pada instalasi tersebut.
j.
Tespen
Tespen adalah sejenis peralatan listrik yang
berfungsi untuk mengetahui apakah dalam instalasi listrik terdapat arus
listrik atau tidak. Berikut adalah
beberapa contoh bentuk dari tespen.
|
Gambar 2-12 Tespen
Gambar 15:
Contoh
bentuk tespen
Cara menggunakan tespen adalah dengan
menempelkan ujungnya ke kabel listrik yang akan diperiksa dan tempelkan salah
satu jari kalian pada ujung bagian kepala tespen.
k. Palu (Hammer)
Alat ini digunakan untuk
memukul benda kerja atau benda lain seperti paku atau pemasangan sekerup sebelum diputar dengan obeng.
|
Gambar
16: Contoh bentuk palu
KOMPONEN DAN BAHAN INSTALASI LISTRIK
Komponen dan bahan listrik
adalah yang diperlukan dalam merangkai instalasi listrik. Berikut ini
penjelasan bermacam-macam komponen dan bahan listrik, seperti:
a. Kawat /Kabel Listrik
Kawat listrik atau kawat
penghantar adalah bahan yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik.
Terdapat bermacam-macam kawat penghantar yang dipakai dalam instalasi di
rumah-rumah, diantaranya sebagai berikut.
1) Kabel NYM
Kabel NYM yaitu kabel yang berinti lebih dari satu kawat tembaga pejal, berisolasi, dan berselubung PVC atau plastik. Misalnya: kabel NYM 2x2,5 mm2.
2) Kabel NYA
Kabel NYA yaitu kabel berinti satu kawat tembaga pejal dan
berisolasi PVC, atau plastik. Berikut adalah beberapa contoh bentuk dari
kawat-kawat penghantar.
Gambar 17: Beberapa bentuk kabel listrik
Ukuran atau luas penampang dari kawat
penghantar bermacam-macam. Untuk pemasangan instalasi listrik biasanya
digunakan kawat dengan luas penampang 1,5 mm2 dn 2,5 mm2.
b. Sakelar Listrik
Sakelar listrik berfungsi untuk
menghubungkan atau memutuskan rangkaian listrik. Terdapat bermacam-macam sakelar listrik, diantaranya adalah sakelar tunggal, sakelar
deret (seri), sakelar tukar dan lain-lain.
Di bawah ini adalah beberapa contoh bentuk
dari sakelar listrik.
Gambar 18: Macam-macam sakelar listrik
c. Stop Kontak dan Tusuk Kontak
Stop kontak atau kotak kontak adalah kotak tempat sumber tegangan listrik yang siap pakai. Berdasarkan
bentuknya, terdapat beberapa macam yaitu stop kontak biasa, stop kontak dengan
hubungan tanah dan stop kontak tahan air (tetesan air). Berdasarkan pemasangannya,
stop kontak terdiri dari stop kontak yang dapat ditanam dalam dinding dan stop
kontak yang harus dipasang di permukaan dinding atau kayu. Berikut ini adalah contoh beberapa bentuk
dari stop kontak.
Gambar 19: Stop Kontak
Tusuk Kontak merupakan pasangan yang lengkap dengan stop kontak. Dengan menggunakan kontak-kontak tusuk peralatan listrik dapat dihubungkan ke sumber listrik melalui stop kontak. Pada umumnya tusuk kontak dibuat dengan dua cabang, cabang yang satu untuk kawat fasa, sedangkan cabang yang satunya untuk kawat Nol (netral). Apabila dijumpai tusuk kontak yang bercabang tiga, cabang yang ketiga merupakan cabang untuk hubungan ke tanah.
Gambar 20: Tusuk Kontak
d. Lampu
Lampu pijar adalah lampu yang menghasilkan cahaya dengan
memanaskan serabut pijar (filamen) di dalamnya. Di dalam serabut pijar inilah
tenaga listrik diubah menjadi panas dan cahaya. Terdapat beberapa
ukuran daya untuk lampu pijar misalnya: 10W,
15W, 25W, 40W, 60W dan lain-lain. Semakin besar daya sebuah lampu pijar, maka akan semakin terang lampu tersebut.
Berikut ini adalah
beberapa contoh bentuk dari lampu pijar.
Gambar 21: Contoh bentuk lampu pijar
Lampu tabung fluoresen atau TL terdiri dari
beberapa komponen pokok, berupa: tabung, sepasang fitting, starter, dan
balas (ballast). Untuk lampu TL juga terdapat
bermacam-macam ukuran dayanya, misalnya; 10W, 15W, 20W, 40W dan lain-lain.
Berikut adalah bagian-bagian dari sebuah lampu TL.
Gambar 22: Bagian-bagian dari sebuah lampu TL
e. Fitting atau dudukan lampu
Fitting atau dudukan lampu adalah suatu alat untuk menghubungkan
lampu dengan kawat-kawat jaringan listrik secara aman. Berdasarkan pemakaiannya
bentuk fitting terdapat beberapa macam, yaitu fitting tempel (fitting
duduk), fitting gantung, fitting bayonet, gabungan
antara fitting dengan stop kontak
dan lain-lain.
Gambar 23: Contoh
bentuk fitting.
Disebut fitting duduk karena setelah dipasang
kedudukannya melekat atau menempel di tempatnya (duduk). Fitting duduk
sering pula disebut fitting dinding.
Disebut fitting gantung karena dalam pemasangannya
digantung pada langit-langit rumah.
f. Sekering (Fuse)
Pada dasarnya sebuah sekering merupakan alat pemutus
rangkaian karena adanya pemakaian arus listrik yang berlebihan. Terjadinya arus
yang berlebihan dalam suatu rangkaian dapat disebabkan adanya hubungan singkat.
Jadi, pada prinsipnya sekering digunakan sebagai pengaman.
Gambar 24: Sekering
Di dalam beberapa sekering
dipasang kawat perak yang sedemikian kecil sebagai sambungan sekering sehingga
kawat tersebut mudah meleleh (putus) bila teraliri arus yang melebihi kapasitasnya.
a. Pipa Listrik
Pipa berfungsi untuk melindungi kabel-kabel instalasi
listrik. Terdapat beberapa jenis pipa diantaranya pipa union dan pipa pvc.
Ukuran pipa yang biasa digunakan dalam pemasangan instalasi rumah adalah 5/8”.
Untuk pemasangan pipa pada instalasi rumah biasanya dilengkapi dengan
bahan-bahan pendukungnya, seperti klem pipa, dan pipa penyambung. Berikut
adalah contoh dari beberapa bentuk pipa dan penyambungnya serta klem pipa.
Gambar 25: Pipa, penyambung dan klem
b.
Simbol
Berikut ini adalah simbol-simbol dari komponen
listrik yang sering digunakan dalam pama-sangan instalasi listrik.
= PHB (perlengkapan hubung bagi) satu fasa /satu group.
=
Saklar tunggal
=
Stop kontak berarde atau dengan hubungan pembumian (ground)
=
Stop kontak tanpa arde
=
Saklar deret (seri)
=
Kawat fasa (tegangan)
=
Kawat nol (tak bertegangan)
=
Kawat hubung (kawat fasa
setelah keluar saklar)
= Lampu pijar
RENCANA
INSTALASI LISTRIK PENERANGAN
Instalasi listrik untuk penerangan atau biasa disebut
dengan instalasi penerangan 1adalah instalasi listrik yang memberi energi
listrik untuk keperluan penerangan (lampu).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
instalasi listrik penerangan adalah sebagai berikut.
1. KONDISI RUMAH
Rumah kayu
Pemasangan
instalasi penerangan pada rumah kayu, seluruhnya dipergunakan pipa union atau
PVC kecuali bagian atas langit-langit. Penempatan komponen listrik yang berupa
sakelar dan stop kontak dapat dipasangkan pada tiang rumah. Komponen tersebut
tidak dipasangkan pada dinding karena tebal dinding tidak memenuhi syarat.
Rumah tembok
Pemasangan instalasi listrik pada rumah tembok kita
gunakan pipa union atau PVC. Dahulu pipa dipasang pada permukaan tembok atau
dinding. Sekarang pada umumnya pipa dipasang atau ditanam dalam tembok sehingga
instalasi tidak kelihatan. Beberapa komponen yang dapat ditanam seperti sakelar
dan stop kontak.
2. SIMBOL-SIMBOL DALAM INSTALASI LISTRIK
Agar
kalian dapat membaca gambar bagan pada instalasi listrik penerangan, berikut
ini dituliskan simbol-simbol yang digunakan pada gambar bagan instalasi.
= Saklar
tunggal
=
Saklar deret (seri)
= Saklar tukar
=
Stop kontak berarde atau dengan hubung-an pembumian (ground)
=
Stop kontak tanpa arde
= Lampu pijar
=
Lampu TL
= Kawat
nol (kawat tidak bertegangan)
= Kawat hubung (kawat fasa setelah keluar dari sakelar
= Kawat fasa (kawat bertegangan)
Gambar 26:
Simbol-simbol instalsi penerangan
3. BAGAN
ISTALASI LISTRIK PENERANGAN
Biasanya instalasi
listrik penerangan di dalam rumah-rumah
mempergunakan sistem radial, karena sederhana, murah dan mudah
pengamanannya. Beban seperti lampu-lampu dan alat-alat rumah tangga dibagi
menjadi kelompok-kelompok.
Maksud pembagian kelompok ini
adalah untuk mempertinggi kekalian lan
dari sistem tersebut. Apabila salah satu kelompok mendapat gangguan hubung
singkat, maka hanya kelompok itu yang mendapat gangguan (mati), sedangkan
kelompok yang lain tidak terganggu. Adapun sistem yang dipakai di negara kita
seperti ditunjukkan pada gambar 27.
Gambar 27: Bagan pemasangan instalasi listrik penerangan
Keterangan gambar
a.
Jala-jala dari PLN,
b.
Sekering pengaman feeder (pengisi), biasanya
ditempat-kan di tiang (bila disambung dengan jala-jala dari PLN),
c.
Hantaran pengisi (feeder), untuk gedung-gedung
besar, 3 fasa, 4 kawat (dengan hantaran di atas tanah atau juga dengan kabel-kabel
tanah), untuk rumah biasa mempergunakan 1 fasa, 2 kawat,
d.
Lemari hubung, berisi sakelar dan sekering utama
untuk melindungi instalasi penerang-an seluruhnya di dalam rumah/gedung. Lemari
hu-bung ditempatkan di dalam rumah/gedung,
e.
KWH-meter untuk mengukur tenaga tau energi listrik yang dipakai.
Untuk instalasi yang kecil dipakai pembatas arus listrik otomatis,
f.
Kotak bagi, yang berisi sakelar-sakelar dan
sekering-sekering untuk melindungi tiap kelompok.
Gambar berikut adalah contoh denah hubungan listrik
rumah tinggal.
Gambar 28. Denah hubungan listrik
rumah tinggal.
Berikut ini adalah contoh
gambar bagan dari instalasi listrik
penerangan sederhana yang terdiri dari
sebuah sakelar seri (deret) dan dua buah lampu pijar.
Gambar 29: Bagan instalasi penerangan
Prinsip kerja dari gambar 3-3
adalah bahwa kita bisa menghidupkan kedua buah l ampu
menggunakan sakelar seri.
4.
JUMLAH KEKUATAN LAMPU
Tiap-tiap jenis ruang membutuhkan jumlah dan kekuatan
lampu yang berbeda-beda. Jumlah dan kekuatan lampu yang dibutuhkan oleh suatu
ruangan tergantung pada hal-hal sebagai berikut.
a.
Untuk apa ruangan
tersebut? (misal pada ruang tamu, kamar mandi, kamar tidur, ruang makan dan
lain-lain). Setiap jenis ruangan mempunyai
kebutuhan kuat penerangan yang berbeda-beda. Luas dan ukuran dari
ruangan tersebut. Semakin luas ukuran suatu ruangan semakin banyak jumlah lampu
yang diperlukan.
b.
Macam
atau jenis lampu yang dipakai dan sistem penerangannya.
c.
Keadaan
dinding dari ruangan tersebut. Apakah dinding tersebut menyerap cahaya atau
memantulkan cahaya.
5.
JUMLAH
KELOMPOK PADA INSTALASI PENERANGAN
Menurut Peraturan Instalasi
Umum Instalasi Listrik (PUIL 661 c.1), instalasi penerangan harus dibagi dalam
kelompok dan setiap kelompok harus diamankan sendiri-sendiri dengan pengaman
arus lebih (sekering) dan sakelar. Banyaknya titik-titik pengambil arus seperti
lampu dan stop kontak paling banyak 10 titik untuk tiap kelompok.
6.
PENAMPANG
KAWAT DAN UKURAN SEKRING
Berikut ini diberikan tabel
tentang kuat arus yang diizinkan untuk setiap luas penampang kawat (penghantar)
dan ukuran sekering yang diperlukan.
Tabel 1
Penampang kawat dan kemampuan arus yang diizinkan
Penampang
Kawat (mm2)
|
Kuat Arus
(ampere)
|
Ukuran Sekering
(ampere)
|
1
1,5
|
11
14
|
6
10
|
2,5
4
6
10
16
|
20
25
31
43
75
|
15
20
25
35
60
|
25
35
50
70
95
|
100
125
160
200
240
|
80
100
125
160
200
|
7. DAFTAR BAHAN
LISTRIK PENERANGAN
Untuk mengetahui macam dan jumlah bahan yang
dipakai, sebaiknya dibuat dalam daftar supaya kelihatan rapi dan mudah
dibaca/diketahui. Berikut adalah contoh daftar bahan untuk instalasi penerangan
rumah.
Tabel 2 Daftar instalasi listrik penerangan
No.
|
Bahan/
Komponen
|
Ukuran
|
Satuan
|
1.
|
Kabel
NYA
|
2,5mm2
|
Meter
|
2.
|
Kabel
NYA
|
1,5mm
|
Meter
|
3.
|
Pipa
Union/PVC
|
5/8”
|
Lonjor
|
4.
|
Tule
|
5/8”
|
Biji
|
5.
|
Penyambung
pipa
|
5/8”
|
Biji
|
6.
|
Lasdop
|
3x2,5
|
Biji
|
7.
|
Kotak
sambung 3
|
5/8”
|
Buah
|
8.
|
Kotak sambung
4
|
5/8”
|
Buah
|
9.
|
Sakelar Tunggal
|
6A/250V
|
Buah
|
10.
|
Sakelar
seri
|
6A/250V
|
Buah
|
11.
|
Sakelar
tukar
|
6A/250V
|
Buah
|
12.
|
Stop
kontak WD
|
10A/250V
|
Buah
|
13.
|
Sekerup
kayu
|
2”x9
|
Biji
|
14.
|
Sekerup
kayu
|
5/8x5
|
Biji
|
15.
|
Sekerup
kayu
|
1”x9
|
Biji
|
16.
|
Lampu
pijar
|
-
|
Buah
|
18.
|
Fitting
WD
|
normal
|
Buah
|
19.
|
Jenis Fitting lain
|
-
|
Buah
|
DIAGRAM KERJA LISTRIK PENERANGAN
Dengan melihat diagram kerja
suatu instalasi listrik, seseorang dengan mudah dapat menentukan jenis dan
jumlah komponen dan bahan instalasi listrik yang dibutuhkan serta dengan mudah
pula mengetahui letak-letak penempatan dan pengawatan dari komponen instalasi
listrik tersebut.
Untuk membuat suatu diagram
kerja instalasi listrik, maka kalian harus melihat gambar bagan dari instalasi
listrik yang akan dipasang. Berdasarkan gambar bagan instalasi listrik
tersebut, barulah kalian dapat membuat gambar atau diagram kerjanya. Untuk
membuat diagram kerja suatu instalasi listrik, selain gambar bagan yang
dibutuhkan maka kalian juga memerlukan informasi tentang gambar kerja dari
masing-masing komponen instalasi listrik yang akan dipakai.
Pada tabel 3 disajikan beberapa
contoh bentuk fisik, gambar bagan dan gambar kerja komponen instalasi listrik penerangan.
Berikut ini adalah contoh
gambar bagan instalasi listrik penerangan sederhana yang terdiri dari dua buah
lampu pijar yang dapat dihidupkan dan dimatikan menggunakan sebuah sakelar seri
(deret).
Gambar 30:
Bagan instalasi penerangan sederhana
Berdasarkan gambar bagan tersebut
kita dapat menggambarkan hubungan pengawatannya seperti ditunjukkan pada
diagram kerja berikut.
Gambar 31: Diagram Kerja instalasi
penerangan sederhana
Perhatikan diagram kerja
instalasi penerangan tersebut! Pada tiap-tiap lampu pijar berisi dua jalur
kawat yaitu kawat fasa dan kawat nol, sedangkan pada sakelar seri terdiri dari
tiga jalur kawat yang masing-masing adalah satu jalur kawat fasa yang masuk ke
sakelar dan dua jalur kawat yang lain adalah kawat fasa yang keluar dari
sakelar, masing-masing dihubungkan ke lampu pijar. Jalur kawat nol digambarkan dengan garis putus-putus (--).
Berdasarkan diagram kerja instalasi
penerangan tersebut, maka bentuk fisik komponen-komponen listrik yang digunakan
dapat ditentukan. Berikut adalah komponen-komponen yang dibutuh-kan.
Gambar 32: Lampu Pijar
BAGIAN-BAGIAN DALAM KOMPONEN INSTALASI LISTRIK
Untuk memudahkan dalam melakukan pemasangan
komponen-komponen suatu instalasi listrik penerangan, berikut ini diuraikan
bagian-bagian dari beberapa komponen listrik.
Gambar 33: Tusuk kontak
(Steker)
Keterangan
gambar
1.
Ujung kawat
2.
Sekerup pengunci
3.
Cabang terminal
4.
Penutup
5.
Penjepit kabel
6.
Kontak tusuk yang telah terpasang
7.
Pelat hubungan
8.
Stop kontak dan Tusuk Kontak yang terpisah.
Gambar
34: Stop Kontak
Keterangan
gambar:
1.
Contoh bentuk stop kontak
2.
Bagian dalam stop kontak
3.
Sekerup penjepit kawat
4.
Lubang tempat kontak tusuk
Gambar 35: Lampu pijar
Keterangan
gambar:
1.
Bola kaca
2.
Ruang dalam bola(hampa)
3.
Kawat pijar (filament)
4.
Penyangga dari kaca
5.
Kawat penghantar masuk
6.
Batang kaca
7.
Kaki dari kuningan
8.
Isolasi
9.
Kontak
Gambar 36: Fitting
Keterangan
gambar:
1. Kaki
fitting
2. Terminal
3. Tempat
lampu
4. Lekukan
fitting bayonet
5. Kontak
fitting lampu bayonet
6. Kontak lampu
7. Kaki
lampu
8. Pena
lampu
9. Kaca lampu.
MENENTUKAN TATA LETAK KOMPONEN INSTALASI LISTRIK
Sebelum melakukan pemasangan
instalasi listrik penerangan, maka terlebih dahulu harus memperperhatikan cara menempatkan
komponen-komponen yang akan dipasang. Bebarapa
hal tentang penempatan komponen sebagai berikut :
1.
TATA LETAK
SAKELAR
Tata letak
sakelar untuk pasangan luar maupun dalam pada dasarnya adalah sama, yaitu:
a.
Letak/posisi
sakelar dari lantai berkisar antara 1,20 meter sampai dengan 2,00 meter. Secara
umum posisi sakelar adalah 1,50 meter dari lantai. Untuk pemasangan dalam kamar
mandi maka posisi sakelar adalah 2 meter dengan menggunakan sakelar kedap air.
b.
Jarak
sakelar dari sudut ruangan atau ujung tembok sekitar 20 cm
c.
Sakelar
jangan dipasang di posisi yang akan tertutup ketika membuka daun pintu atau
daun jendela.
d.
Penempatan
sakelar mudah dijangkau, artinya tidak jauh dari pintu masuk rumah, pintu masuk
ruangan-ruangan dan lain sebagainya.
2.
TATA LETAK FITTING
Pada pemasangan instalasi untuk rumah tinggal, maka
penempatan dudukan lampu (fitting) diusahakan semudah mungkin.
Penempatan dudukan lampu ada yang langsung menempel pada langit-langit rumah
dan ada pula yang digantung, tergantung dari jenis dudukan lampu yang digunakan.
Keterangan gambar:
1.
Membuka rumah fitting.
2.
Memasukkan kabel dari tutup
atas.
3.
Memasang ujung kabel pada terminal kontak.
4.
Kabel yang yang telah terpasang pada
kontak.
5.
Mengencangkan pengunci kabel.
6.
Memasang kembali rumah fitting bagian atas.
Gambar 37: Cara pemasangan fitting gantung
Keterangan
gambar bawah:
1.
Pipa pelindung kabel.
2.
Penutup.
3.
Kontak
4.
Karet.
3. TATA
LETAK STOP KONTAK
Pemasangan stop kontak pada rumah tinggal dimaksudkan
untuk mendapatkan sumber tegangan listrik dengan cara yang mudah dari instalasi
listrik yang terpasang di rumah tersebut. Peralatan-peralatan yang
memerlukan sumber listrik diantaranya peralatan rumah tangga, peralatan hiburan
dan peralatan industri. Berikut
penjelasan peletakan stop kontak pada tiap jenis ruangan.
- Ruang tamu
Stop
kontak yang ditempatkan di ruang tamu dapat digunakan untuk menghidupkan kipas
angin dan peralatan listrik lainnya. Posisi stop kontak adalah 150 cm dari
lantai. Jaraknya dari sudut ruangan
minimal 20 cm dan tidak dipasang di tempat
yang akan terhalangi bila daun pintu atau daun jendela terbuka.
- Ruang keluarga
Stop
kontak yang dipasang di ruang keluarga dapat digunakan untuk memberikan sumber
tegangan listrik untuk peralatan
elektronik, seperti TV, radio, dan tape recorder. Penempatan komponen tersebut
sama dengan penempatan stop kontak di ruang tamu.
- Kamar tidur
Stop
kontak yang terdapat di kamar tidur dapat digunakan untuk memberikan sumber
tegangan listrik untuk kipas angin atau sejenisnya. Penempatan atau cara
pemasangannya sama seperti di ruang tamu.
- Ruang dapur
Stop
kontak yang ditempatkan di ruang dapur
dapat difungsikan untuk memberikan sumber tegangan listrik untuk peralatan
seperti kompor listrik dan lain-lain.
PENGAWATAN INSTALASI LISTRIK PENERANGAN
Hal yang perlu diperhatikan pada pengawatan
instalasi listrik terutama pada penyambungan
antarkawat penghantar. Penyam-bungan antar kawat penghantar harus dilindungi atau ditutup dengan
lasdop dan ditempatkan dalam kotak sambung seperti
ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar
38:
Sambungan kawat ditutup lasdop ditempatkan
pada kotak sambung
Gambar 39:
Beberapa macam kotak sambung
PEMASANGAN KOMPONEN LISTRIK
1.
PEMASANGAN DAN PENGAWATAN
DALAM PIPA
Hampir seluruh pengawatan pada
instalasi penerangan dilaksa-nakan dalam pipa. Hanya pada bagian atas langit-langit tidak
menggunakan pipa. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya pemasangan instalasi.
Banyak manfaat yang diperoleh dengan menggunakan pipa.
Manfaat yang diperoleh diantaranya adalah aman dan
rapi. Pemasangan pipa dapat dilaksanakan dalam dinding atau tembok. Untuk hal
tersebut perlu rencana yang baik, terutama bila pipa ditanam dalam dinding
beton yang tidak mungkin dibongkar lagi.
Pada pemasangan pipa, hindari
tekukan atau belokan yang tajam. Jangan membuat belokan-belokan dengan jarak
yang pendek karena hal-hal tersebut akan menyulitkan dalam pengawatan (ketika
memasukkan kabel dalam pipa). Sebaiknya pipa dipasang lurus. Sering kali untuk
menghindari terjadinya belokan-belokan yang berdekatan dapat dilakukan dengan
menggunakan kotak penyambung.
Gambar berikut
menunjukkan beberapa contoh pemasangan pipa pada dinding.
Gambar 40: Pemasangan
pipa pada dinding
Gambar
41: Contoh pemasangan pipa pada rumah tembok
Gambar 42: Contoh pemasangan pipa di atas plafon
2. PEMASANGAN
TUSUK KONTAK
Steker atau tusuk kontak
banyak digunakan pada berbagai peralatan listrik
seperti seterika listrik, kompor listrik, kulkas dan lain-lain. Berikut adalah
cara pemasangan steker.
Gambar 45:
Pemasangan Tusuk Kontak (Steker)
Keterangan gambar
1.
Membuka tutup luar tusuk
kontak,
2.
Menjepit kabel pada pelat penjepit,
3.
Memasang kabel pada salah satu tusuk,
4.
Kabel yang telah terpasang pada tusuk-tusuknya,
5.
Mengencangkan jepitan kabel,
6.
Menutup kembali tutup luar tusuk kontak.
3. PEMASANGAN INSTALASI PENERANGAN
Sebelum kalian melakukan pemasangan instalasi
listrik penerangan maka terlebih dahulu kalian harus melihat perencanaan-nya,
yaitu gambar bagan dan diagram kerja suatu instalasi listrik.
Untuk lebih jelasnya beberapa hal berikut yang perlu
diketahui sebelum melakukan pekerjaan pemasangan instalasi listrik penerangan :
a. Gambar bagan
b. Diagram kerja
c. Jumlah daya yang diperlukan
d. Daftar kebutuhan komponen ponen
instalasi listrik yang diperlukan
e. Alat- alat kerja yang
diperlukan
f.
Rencana
biaya.
Dengan informasi yang telah diuraikan di atas,
selanjutnya sebelum melakukan pemasangan instalasi listrik penerangan maka
terlebih dahulu harus melihat perencanaan-nya, yaitu gambar bagan dan diagram
kerja suatu instalasi listrik.
Untuk lebih jelasnya beberapa hal berikut yang perlu
diketahui sebelum melakukan pekerjaan pemasangan instalasi listrik penerangan :
a. Gambar bagan
b. Diagram kerja
c. Jumlah daya yang diperlukan
d. Daftar kebutuhan komponen ponen
instalasi listrik yang diperlukan
e. Alat- alat kerja yang
diperlukan
f.
Rencana
biaya.
Gambar 46: Diagram
Kerja
Gambar 47: Jumlah Daya Yang dibutuhkan
Sesuai gambar bagan dan
diagram kerja diatas, jumlah lampu yang dibutuhkan adalah 2 buah lampu pijar.
Daya yang diinginkan untuk penerangan setiap lampu diminta 25 Watt, dengan
demikian daya yang dibutuhkan adalah 2 x 25 Watt
= 50 Watt
Hasil Akhir yang Diharapkan
Hasil akhir dari
praktek yang akan dilakukan seperti pada gambar 48.
Gambar 48:
Pemasangan instalasi listrik penerangan menggunakan
pipa.
DAFTAR
PUSTAKA
Depari,
Ganti. 2003. Keterampilan Listrik.Bandung:
Penerbit M2S.
Effendi,
Usman. 2002. Modul Instalasi Listrik.
Bandung: TEDC
Ferweda, Ian. 2001. Listrik dalam
Rumah Tangga. Bandung: PPPG Teknologi Bandung.
Suryanto, F. 2004. Teknik Listrik Instalasi Penerangan. Jakarta: PT Rineka