Pages

Selasa, 20 Januari 2015

Instalasi Listrik Sederhana












Penyusun:
Dian Ayu Damayanti


INSTALASI LISTRIK
Instalasi listrik untuk penerangan atau biasa disebut instalasi penerangan adalah instalasi listrik yang memberi tenaga listrik untuk keperluan penerangan (lampu) dan alat-alat yang lain.
Biasanya instalasi penerangan di dalam rumah-rumah dan gedung-gedung mempergunakan sistem radial, karena sederhana dan mudah pengamanannya.
Fungsi Instalasi Listrik yaitu untuk mempermudah pemasangan pada instalasi listrik .

LISTRIK
Listrik  menjadi energi lain dimulai sejak ditemukannya beberapa penemuan oleh  Thomas Alva Edison (1847-1931), termasuk di antaranya lampu pijar.
Ada empat hal yang perlu diketahui tentang listrik, yaitu :
a.       Listrik mempunyai arus disebut arus listrik, dengan simbol “I” dan dinyatakan dalam satuanampereditulis “A”,
b.      Listrik mempunyai tekanan (tegangan) disebut tegangan listrik, dengan simbol “U” dan dinyatakan dalam satuanvoltditulis “V”,
c.       Listrik mempunyai hambatan disebut hambatan listrik, dengan simbol “R” dan dinyatakan dalam satuan “ohm” ditulisΩ”,
d.      Listrik mempunyai daya disebut daya listrik, dengan simbol “P” dan dinyatakan dalam satuanwattditulis “W”.
Dengan memanfaatkan energi listrik manusia banyak terbantu dalam kehidupannya, misalnya dengan listrik kita dapat memperoleh panas melalui rice cooker atau kompor listrik untuk memasak nasi, memperoleh cahaya penerang melalui lampu dan memperoleh air melalui pompa air yang berputar (bergerak) menghisap air.
Agar listrik dapat dimanfaatkan  secara aman, dibutuhkan instalasi pengkabelan (instalasi listrik) untuk penerangan  dan kotak kontak. Kotak kontak  digunakan untuk menghubungkan peralatan listrik ke sumber listrik. Suatu instalasi listrik terdiri dari komponen-komponen listrik, misal-nya dudukan lampu (Lamp Holder atau Fitting}, kotak kontak (Stop Contact), saklar (Switch), sekering (Fuse), pemutus rangkaian  mini (MCB) dan pengukur pemakaian daya.
Pernahkah kalian mendengar orang berkata “daya listrik di rumah saya 450 watt”? dan apakah artinya? Artinya daya listrik yang terpasang pada rumah orang tersebut dapat dipakai untuk mengaktifkan peralatan listrik maksimum 450 watt dan bila lebih maka akan terjadi kelebihan beban yang mengakibatkan komponen pengaman bekerja memutuskan aliran listrik. Hal ini perlu diketahui agar kita dapat mengatur jumlah pemakaian peralatan listrik di rumah secara bergantian.
Bagaimanakah cara kita mengetahui daya dari peralatan tersebut? Umumnya setiap peralatan listrik dan lampu penerangan oleh pabriknya dicantumkan daya dan tegangan operasinya, misalnya lampu pijar dengan tulisan “220V/25W”  yang tertulis pada permukaan lampu tersebut. Tulisan tersebut berarti lampu pijar dapat dihubungkan ke aliran listrik yang bertegangan 220V dengan daya listrik yang dipakai oleh lampu tersebut sebesar 25 Watt.
Demikian juga dengan peralatan listrik yang lain selalu disertai dengan data-data tersebut. Oleh karena itu, sangat mudah bagi kalian untuk menghitung berapa daya listrik yang dibutuhkan untuk mengoperasikan semua peralatan listrik yang ada di rumah kalian, dengan hanya menjumlahkan semua nilai daya yang tertera pada masing-masing peralatan listrik tersebut. Tentunya bila hasil perhitungan kalian menunjukkan nilai yang lebih besar dari daya listrik yang terpasang pada rumah, maka perlu ada pengaturan pemakaian agar pemakaian tidak  melebihi daya   listrik yang tersedia.
               
               
               
               







                                Gambar 3: Sistem jaringan listrik dari pembangkit hingga rumah
Listrik yang ada di rumah tangga diperoleh dari sentral listrik Listrik mengalir dalam suatu sistem jaringan listrik yang dimulai dari pembangkit listrik.  Untuk menggerakkan mesin pembangkit listrik dapat menggunakan  tenaga air, angin, uap/gas, atau bahan bakar (bensin atau solar).  Pembangkit listrik tenaga uap,  menggunakan uap dari proses pemanasan air pada ketel besar (ketel uap). Uap air digunakan untuk meniup/menekan sudu turbin agar roda-sudu berputar. Poros roda-sudu turbin dihubungkan dengan poros generator. Generator adalah alat yang membangkitkan listrik. Listrik yang dibangkitkan oleh generator, tegangannya dinaikkan oleh transformator penaik tegangan dan selanjutnya dikirim  lewat penghantar tegangan tinggi (transmisi tegangan tinggi)  ke stasiun pembantu. Pada stasiun pembantu, tegangan listrik diturunkan dengan tranformator penurun tegangan sebelum dikirim ke Stasion Pembantu distribusi. Stasion pembantu distribusi mendistribusikan lagi ke Transformator Distribusi. Keluaran dari transformator distribusi sudah merupakan nilai tegangan listrik yang dapat digunakan yaitu 220V  untuk pemakaian di rumah.
               
                KAWAT LISTRIK
Listrik dialirkan melalui kawat listrik yang terbuat dari bahan penghantar. Bahan penghantar listrik yang umum kita jumpai adalah tembaga dan aluminium. Kawat listrik selalu diisolasi dengan bahan yang tidak dapat menghantarkan listrik, seperti plastik atau karet untuk keamanan.
Isolasi kawat listrik dibuat dalam beberapa warna untuk membedakan antara kawat yang satu dengan yang lainnya : warna hitam, merah, kuning adalah kawat arus atau fasa; warna biru adalah kawat nol, dan kawat hijau atau kuning/hijau adalah kawat pembumian (ground).
 








                                                                             
             
Gambar 4 :
Warna isolasi Kawat Listrik

            METERAN LISTRIK
Meter listrik yang ada di rumah biasanya dihubungkan dengan kabel listrik yang masuk dari tiang ke rumah kita. Meter ini berfungsi untuk mengukur berapa banyak energi listrik yang gunakan. Dari meter listrik, aliran listrik kemudian dibagi ke dalam beberapa kelompok yang berbeda. Rumah yang kecil biasanya hanya memiliki satu kelompok, sedangkan rumah yang besar biasanya memiliki beberapa kelompok. Setiap kelompok masing-masing memiliki pengaman berupa sekering (fuse).

            TEGANGAN LISTRIK
Besaran tegangan listrik yang digunakan bervariasi sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
Lampu senter atau lampu pada sepeda motor menggunakan tegangan antara 3V s/d 12V. Tegangan ini tidak berbahaya dan kita bisa bekerja dengan tegangan ini tanpa masalah. Dapat dikatakan bahwa tegangan di bawah 50V dalam keadaan normal tidak menimbulkan bahaya serius. Klasifikasi tegangan ini termasuk klasifikasi tegangan rendah.
Aliran listrik di rumah mempunyai tegangan 220V. Tegangan ini sangat berbahaya dan dapat mematikan manusia. Tegangan 220V termasuk klasifikasi tegangan tinggi.

                KESELAMATAN KERJA
Karena sesuatu hal isolasi kawat bisa rusak. Bila hal itu terjadi, dapat menimbulkan bahaya  berupa hubungan singkat yang menimbulkan kebakaran dan bila tersentuh maka kalian akan terkena aliran listrik dan tubuh kalian mengalirkan aliran listrik tersebut ke bumi (ground). Mengapa demikian? Itu karena tubuh kalian terdiri dari air sehingga termasuk penyalur listrik juga . Sengatan Listrik sangat berbahaya. Listrik dapat membuat kalian kejang-kejang otot. lemas, pingsan dan bahkan dapat merenggut nyawa kalian.
Isolasi kawat yang rusak atau sobek dapat saja terjadi pada titik kontak, peralatan listrik dan lain-lainnya yang menggunakan listrik. Oleh karena itu, berhati-hatilah dengan listrik dan bila mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan listrik, pakailah skalianl karet yang kering.





PERALATAN DAN KOMPONEN INSTALASI LISTRIK
1.      PERALATAN TANGAN
a.      Tang (Pliers)
Tang (plier) digunakan untuk memotong, membengkokkan, memegang, memutar, membuka mur/baut dan mengencangkan benda kerja. Alat ini sangat banyak penggunaannya dalam pemasangan instalasi listrik.
b.      Tang pemotong (Diagonal Cutting Pliers)
Alat ini mempunyai sendi gkalian dan rahang yang keras yang digunakan untuk memotong kawat listrik/kabel.


                                   
      


                                                                 Gambar 5 : Tang pemotong

c.       Tang rahang tipis (Flat nose pliers)
Alat ini mempunyai rahang tipis (pelat) yang digunakan untukmemegang benda/bagian yang kecil, ujungnya yang lancip dapat pula digunakan untuk membeng-kokkan kawat/kabel
        



 

                                                          Gambar 6: Tang dengan  rahang tipis




d.      Tang rahang bulat panjang (Long Nose Pliers)
Alat ini berahang bulat dan agak panjang kadang-kadang dileng-kapi dengan sisi pemotong. Rahangnya ada yang lurus dan bengkok.
              




Gambar 7: Tang rahang bulat panjang

e.      Tang Kombinasi (Combination pliers)
Alat ini dapat digunakan untuk memotong kawat, memegang pelat tipis dan memegang pipa ukuran kecil.
       

  



                                                                     Gambar 8: Tang kombinasi

f.        Tang Pengupas Isolasi Kabel
Alat ini digunakan untuk mengupas kabel yang berisolasi supaya ujung-ujung kabel tersebut dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

                              



Gambar 9:  Tang pengupas isolasi kabel
g.       Obeng (Screwdrivers)
Alat ini digunakan untuk membuka atau memasang/ mengencangkan sekerup yang kepalanya beralur. Ujung obeng ini yang digunakan sebagai pengencang/pengendor sekerup tersebut. Bentuknya ada yang  menyerupai kembang dan sering disebut obeng kembang atau obeng plus dan digunakan untuk mengencangkan/ mengendorkan ujung sekerup yang beralur seperti kembang. Bentuk yang lain adalah pipih dan sering disebut obeng minus atau obeng plat dan digunakan untuk mengencangkan/ mengendorkan ujung sekerup yang beralur lurus.
 
      

     




                                                   Gambar  10: Macam-macam   obeng  
h.      Solder Listrik
Solder listrik adalah alat untuk menyolder komponen listrik/ elektronika. Daya listrik yang digunakan berkisar antara 20 watt sampai dengan 200 watt tergantung keperluannya. Apabila arus listrik masuk ke dalam solder. akan terjadi panas pada elemen pemanasnya. Panas yang terjadi pada elemen pemanas diteruskan ke ujung  mata solder yang runcing yang terbuat dari tembaga. Panas ini digunakan untuk mencairkan timah solder dan memanaskan titik penyolderan.
 



Gambar  11:
Solder listrik dan bagian-bagiannya

Keterangan gambar :
1.       Penyeka /isolator
2.       Elemen pemanas
3.       Ujung solder
4.       Selubung solder
5.       Pegangan solder
6.       Kontak penghubung (steker).


                                                                                    Gambar 12: Macam-macam solder dan dudukan solder.

Hasil penyolderan ditentukan oleh kemahiran seseorang dalam menyolder dan cara memegang solder haruslah benar seperti gambar berikut ini.
 






Gambar 13:
Cara memegang solder yang benar adalah pada posisi (2)


i.        Multi Meter
Multi meter atau juga disebut AVO meter adalah alat ukur  yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada listrik atau tidak, atau alat untuk mengukur besarnya tegangan listrik, arus listrik atau hambatan listrik. Terdapat dua macam AVO Meter, yaitu AVO meter analog dan AVO meter digital.
 



  





Gambar 14:
Contoh bentuk AVO meter analog dan digital

Dalam pengukuran besaran listrik yang sering dilakukan dalam instalasi listrik adalah pengukuran tegangan listrik dan hambatan listrik.

1)      Pengukuran Tegangan Listrik AC

Pengukuran tegangan listrik dilakukan apabila kita ingin memeriksa apakah dalam rumah ada listrik atau tidak atau kita ingin mengukur besarnya tegangan listrik. Pengukuran tegangan listrik AC dengan cara:
a)      Atur posisi saklar selektor pada kedudukan Volt AC pada batas ukur 250VAC atau yang lebih besar.
b)      Hubungkan kedua ujung kabel (jumper) dari AVO meter ke jala-jala listrik pada stop kontak.

2)      Pengukuran tegangan listrik DC

Pengukuran tegangan listrik DC dilakukan apabila kita ingin mengetahui besarnya tegangan listrik seperti batere dan aki.
Cara pengukuran tegangan listrik DC adalah sebagai berikut.
a)      Atur posisi selektor (saklar pemilih) pada kedudukan Volt DC dan pilih batas ukur pada kedudukan yang lebih tinggi dari sumber listrik DC yang akan kita ukur.
b)      Hubungkan ujung kabel (jumper) warna merah dari AVO meter ke terminal positif (+) dan kabel warna hitam ke terminal negatif(-).
3)      Pengukuran Hambatan Listrik
Dalam pemasangan instalasi listrik, untuk memeriksa apakah terjadi hubung singkat atau tidak dalam penyambungan kawat, dapat kita lakukan dengan cara sebagai berikut.
a)      Matikan terlebih dahulu sumber listrik.
b)      Atur posisi selektor (saklar pemilih) pada kedudukan  ohm.
c)      Hubungkan salah satu dari kedua ujung kabel dari AVO meter ke kawat fasa dan ujung satunya lagi ke kawat nol.
d)      Bila jarum penunjuk tidak bergerak, berarti sambungan tidak ada yang terhubung singkat. Bila jarum penunjuk bergerak menyimpang ke kanan berarti terdapat sambungan yang short (hubung singkat) dan periksa kembali hubungan pengawatan pada instalasi tersebut.

j.        Tespen
Tespen adalah sejenis peralatan listrik yang berfungsi untuk mengetahui apakah dalam instalasi listrik terdapat arus listrik atau tidak. Berikut adalah  beberapa contoh bentuk dari tespen.
 








Gambar 2-12 Tespen

Gambar 15:
Contoh bentuk tespen

Cara menggunakan tespen adalah dengan menempelkan ujungnya ke kabel listrik yang akan diperiksa dan tempelkan salah satu jari kalian pada ujung bagian kepala tespen.

k.      Palu (Hammer)
Alat ini digunakan untuk memukul benda kerja atau benda lain seperti paku atau pemasangan sekerup sebelum diputar dengan obeng.
 





                                         Gambar 16: Contoh bentuk palu
               

                KOMPONEN DAN BAHAN INSTALASI LISTRIK
Komponen dan bahan listrik adalah yang diperlukan dalam merangkai instalasi listrik. Berikut ini penjelasan bermacam-macam komponen dan bahan listrik, seperti:

a.    Kawat /Kabel Listrik

Kawat listrik atau kawat penghantar adalah bahan yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Terdapat bermacam-macam kawat penghantar yang dipakai dalam instalasi di rumah-rumah, diantaranya sebagai berikut.
1) Kabel NYM

Kabel NYM yaitu kabel yang berinti lebih dari satu kawat tembaga pejal, berisolasi, dan berselubung PVC atau plastik. Misalnya: kabel NYM 2x2,5 mm2.

2) Kabel NYA
Kabel NYA yaitu kabel berinti satu kawat tembaga pejal dan berisolasi PVC, atau plastik. Berikut adalah beberapa contoh bentuk dari kawat-kawat penghantar.

                                                             Gambar 17: Beberapa bentuk kabel listrik
Ukuran atau luas penampang dari kawat penghantar bermacam-macam. Untuk pemasangan instalasi listrik biasanya digunakan kawat dengan luas penampang 1,5 mm2 dn 2,5 mm2.

b.   Sakelar Listrik

Sakelar listrik berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan rangkaian  listrik. Terdapat bermacam-macam sakelar listrik, diantaranya adalah sakelar tunggal, sakelar deret (seri), sakelar tukar dan lain-lain.
Di bawah ini adalah beberapa contoh bentuk dari sakelar listrik.
                               







                                          Gambar 18: Macam-macam sakelar listrik

            c.   Stop Kontak dan Tusuk Kontak 

Stop kontak atau kotak kontak adalah kotak tempat sumber tegangan listrik yang siap pakai. Berdasarkan bentuknya, terdapat beberapa macam yaitu stop kontak biasa, stop kontak dengan hubungan tanah dan stop kontak tahan air (tetesan air). Berdasarkan pemasangannya, stop kontak terdiri dari stop kontak yang dapat ditanam dalam dinding dan stop kontak yang harus dipasang di permukaan dinding atau kayu.  Berikut ini adalah contoh beberapa bentuk dari stop kontak.
                               
                                             Gambar 19:  Stop Kontak

Tusuk Kontak merupakan pasangan yang lengkap dengan stop kontak. Dengan menggunakan kontak-kontak tusuk peralatan listrik dapat dihubungkan ke sumber listrik melalui stop kontak. Pada umumnya tusuk kontak dibuat dengan dua cabang, cabang yang satu untuk kawat fasa, sedangkan cabang yang satunya untuk kawat Nol (netral). Apabila dijumpai tusuk kontak yang bercabang tiga, cabang yang ketiga merupakan cabang untuk hubungan ke tanah.








                                                              Gambar 20: Tusuk Kontak

            d.   Lampu

Lampu pijar adalah lampu yang menghasilkan cahaya dengan memanaskan serabut pijar (filamen) di dalamnya. Di dalam serabut pijar inilah tenaga listrik diubah menjadi panas dan cahaya. Terdapat beberapa ukuran daya untuk lampu pijar misalnya: 10W, 15W, 25W, 40W, 60W dan lain-lain. Semakin besar daya sebuah lampu pijar, maka akan semakin terang lampu tersebut.
Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk dari lampu pijar.






                                                       Gambar 21: Contoh bentuk lampu pijar
                           
Lampu tabung fluoresen atau TL terdiri dari beberapa komponen pokok, berupa: tabung, sepasang fitting, starter, dan balas (ballast). Untuk lampu TL juga terdapat bermacam-macam ukuran dayanya, misalnya; 10W, 15W, 20W, 40W dan lain-lain.
Berikut adalah bagian-bagian dari sebuah lampu TL.






                                                      Gambar 22: Bagian-bagian dari sebuah lampu TL


e.      Fitting atau dudukan lampu

Fitting atau dudukan lampu adalah suatu alat untuk menghubungkan lampu dengan kawat-kawat jaringan listrik secara aman. Berdasarkan pemakaiannya bentuk fitting terdapat beberapa macam, yaitu fitting tempel (fitting duduk), fitting gantung, fitting bayonet, gabungan antara  fitting dengan stop kontak dan lain-lain.







                          Gambar 23: Contoh bentuk fitting.

Disebut fitting duduk karena setelah dipasang kedudukannya melekat atau menempel di tempatnya (duduk). Fitting duduk sering pula disebut fitting dinding.
Disebut fitting gantung karena dalam pemasangannya digantung pada langit-langit rumah.

f.   Sekering (Fuse)
Pada dasarnya sebuah sekering merupakan alat pemutus rangkaian karena adanya pemakaian arus listrik yang berlebihan. Terjadinya arus yang berlebihan dalam suatu rangkaian dapat disebabkan adanya hubungan singkat. Jadi, pada prinsipnya sekering digunakan sebagai pengaman.
                                                                                       









                                                                                       Gambar 24: Sekering

Di dalam beberapa sekering dipasang kawat perak yang sedemikian kecil sebagai sambungan sekering sehingga kawat tersebut mudah meleleh (putus) bila teraliri arus yang melebihi kapasitasnya.

a.       Pipa Listrik

Pipa berfungsi untuk melindungi kabel-kabel instalasi listrik. Terdapat beberapa jenis pipa diantaranya pipa union dan pipa pvc. Ukuran pipa yang biasa digunakan dalam pemasangan instalasi rumah adalah 5/8”. Untuk pemasangan pipa pada instalasi rumah biasanya dilengkapi dengan bahan-bahan pendukungnya, seperti klem pipa, dan pipa penyambung. Berikut adalah contoh dari beberapa bentuk pipa dan penyambungnya serta klem pipa.
                               




                                      
                                                              Gambar 25:  Pipa, penyambung dan klem
b.       Simbol
Berikut ini adalah simbol-simbol dari komponen listrik yang sering digunakan dalam pama-sangan instalasi listrik.
                         =    PHB (perlengkapan    hubung bagi)  satu fasa /satu group.
                   =   Saklar tunggal    
                                =   Stop kontak berarde atau dengan hubungan pembumian (ground)
                                =   Stop kontak tanpa arde
                               =    Saklar deret (seri)       

                            =    Kawat fasa (tegangan)
                            =    Kawat nol  (tak    bertegangan)
                            =    Kawat hubung (kawat     fasa setelah keluar saklar)
                                =   Lampu pijar


            RENCANA INSTALASI LISTRIK  PENERANGAN
Instalasi listrik untuk penerangan atau biasa disebut dengan instalasi penerangan 1adalah instalasi listrik yang memberi energi listrik untuk keperluan penerangan (lampu).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan instalasi listrik penerangan adalah sebagai berikut.
1.      KONDISI RUMAH
      Rumah kayu
Pemasangan instalasi penerangan pada rumah kayu, seluruhnya dipergunakan pipa union atau PVC kecuali bagian atas langit-langit. Penempatan komponen listrik yang berupa sakelar dan stop kontak dapat dipasangkan pada tiang rumah. Komponen tersebut tidak dipasangkan pada dinding karena tebal dinding tidak memenuhi syarat.

Rumah tembok
Pemasangan instalasi listrik pada rumah tembok kita gunakan pipa union atau PVC. Dahulu pipa dipasang pada permukaan tembok atau dinding. Sekarang pada umumnya pipa dipasang atau ditanam dalam tembok sehingga instalasi tidak kelihatan. Beberapa komponen yang dapat ditanam seperti sakelar dan stop kontak.
2.      SIMBOL-SIMBOL DALAM INSTALASI LISTRIK
Agar kalian dapat membaca gambar bagan pada instalasi listrik penerangan, berikut ini dituliskan simbol-simbol yang digunakan pada gambar bagan instalasi.

              =   Saklar  tunggal                  
            =   Saklar deret (seri)                         
         =    Saklar tukar          
                   =    Stop kontak berarde atau dengan hubung-an pembumian (ground)

                  =    Stop kontak tanpa arde

                  =    Lampu pijar

               =    Lampu TL

              =  Kawat  nol (kawat tidak     bertegangan)

               =    Kawat hubung (kawat         fasa setelah keluar dari sakelar

                      =    Kawat fasa (kawat        bertegangan)

Gambar 26:
Simbol-simbol instalsi penerangan


3.      BAGAN ISTALASI LISTRIK PENERANGAN
Biasanya instalasi listrik penerangan di dalam rumah-rumah  mempergunakan sistem radial, karena sederhana, murah dan mudah pengamanannya. Beban seperti lampu-lampu dan alat-alat rumah tangga dibagi menjadi kelompok-kelompok.
Maksud pembagian kelompok ini adalah untuk mempertinggi kekalian lan dari sistem tersebut. Apabila salah satu kelompok mendapat gangguan hubung singkat, maka hanya kelompok itu yang mendapat gangguan (mati), sedangkan kelompok yang lain tidak terganggu. Adapun sistem yang dipakai di negara kita seperti ditunjukkan pada gambar 27.
           
Gambar 27:  Bagan pemasangan instalasi listrik penerangan
               
        Keterangan gambar
a.      Jala-jala dari PLN,
b.      Sekering pengaman feeder (pengisi), biasanya ditempat-kan di tiang (bila disambung dengan jala-jala dari PLN),
c.       Hantaran pengisi (feeder), untuk gedung-gedung besar, 3 fasa, 4 kawat (dengan hantaran di atas tanah atau juga dengan kabel-kabel tanah), untuk rumah biasa mempergunakan 1 fasa, 2 kawat,
d.      Lemari hubung, berisi sakelar dan sekering utama untuk melindungi instalasi penerang-an seluruhnya di dalam rumah/gedung. Lemari hu-bung ditempatkan di dalam rumah/gedung,
e.      KWH-meter untuk mengukur tenaga tau energi listrik yang dipakai. Untuk instalasi yang kecil dipakai pembatas arus listrik otomatis,
f.        Kotak bagi, yang berisi sakelar-sakelar dan sekering-sekering untuk melindungi tiap kelompok.





Gambar berikut adalah contoh denah hubungan listrik rumah tinggal.

               












                                                  Gambar 28.  Denah hubungan listrik rumah tinggal.

Berikut ini adalah contoh gambar  bagan dari instalasi listrik penerangan sederhana yang  terdiri dari sebuah sakelar seri (deret) dan dua buah lampu pijar.

                                                                 Gambar 29:  Bagan instalasi penerangan


Prinsip kerja dari gambar 3-3 adalah bahwa kita bisa menghidupkan kedua buah l                                   ampu menggunakan sakelar seri.

4.      JUMLAH KEKUATAN LAMPU
Tiap-tiap jenis ruang membutuhkan jumlah dan kekuatan lampu yang berbeda-beda. Jumlah dan kekuatan lampu yang dibutuhkan oleh suatu ruangan tergantung pada hal-hal sebagai berikut.
a.      Untuk apa ruangan tersebut? (misal pada ruang tamu, kamar mandi, kamar tidur, ruang makan dan lain-lain). Setiap jenis ruangan mempunyai  kebutuhan kuat penerangan yang berbeda-beda. Luas dan ukuran dari ruangan tersebut. Semakin luas ukuran suatu ruangan semakin banyak jumlah lampu yang diperlukan.
b.      Macam atau jenis lampu yang dipakai dan sistem penerangannya.
c.       Keadaan dinding dari ruangan tersebut. Apakah dinding tersebut menyerap cahaya atau memantulkan cahaya.

5.      JUMLAH KELOMPOK PADA INSTALASI PENERANGAN
Menurut Peraturan Instalasi Umum Instalasi Listrik (PUIL 661 c.1), instalasi penerangan harus dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok harus diamankan sendiri-sendiri dengan pengaman arus lebih (sekering) dan sakelar. Banyaknya titik-titik pengambil arus seperti lampu dan stop kontak paling banyak 10 titik untuk tiap kelompok.
6.      PENAMPANG KAWAT DAN UKURAN SEKRING
Berikut ini diberikan tabel tentang kuat arus yang diizinkan untuk setiap luas penampang kawat (penghantar) dan ukuran sekering yang diperlukan.







Tabel 1 Penampang kawat dan kemampuan arus yang diizinkan
Penampang
Kawat (mm2)
Kuat Arus
(ampere)
Ukuran Sekering
(ampere)
1
1,5
11
14

6
10


2,5
4
6
10
16

20
25
31
43
75
15
20
25
35
60

25
35
50
70
95

100
125
160
200
240
80
100
125
160
200
                       
7.      DAFTAR BAHAN LISTRIK PENERANGAN
Untuk mengetahui macam dan jumlah bahan yang dipakai, sebaiknya dibuat dalam daftar supaya kelihatan rapi dan mudah dibaca/diketahui. Berikut adalah contoh daftar bahan untuk instalasi penerangan rumah.



Tabel  2 Daftar instalasi listrik penerangan

No.
Bahan/
Komponen

Ukuran
Satuan
1.
Kabel NYA
2,5mm2
Meter
2.
Kabel NYA
1,5mm
Meter
3.
Pipa Union/PVC
5/8”
Lonjor
4.
Tule
5/8”
Biji
5.
Penyambung pipa
5/8”
Biji
6.
Lasdop
3x2,5
Biji
7.
Kotak sambung 3
5/8”
Buah
8.
Kotak sambung 4
5/8”
Buah
9.
Sakelar Tunggal
6A/250V
Buah
10.
Sakelar seri
6A/250V
Buah
11.
Sakelar tukar
6A/250V
Buah
12.
Stop kontak WD
10A/250V
Buah
13.
Sekerup kayu
2”x9
Biji
14.
Sekerup kayu
5/8x5
Biji
15.
Sekerup kayu
1”x9
Biji
16.
Lampu pijar
-
Buah
18.
Fitting WD
normal
Buah
19.
Jenis Fitting lain
-
Buah

DIAGRAM KERJA LISTRIK PENERANGAN
Dengan melihat diagram kerja suatu instalasi listrik, seseorang dengan mudah dapat menentukan jenis dan jumlah komponen dan bahan instalasi listrik yang dibutuhkan serta dengan mudah pula mengetahui letak-letak penempatan dan pengawatan dari komponen instalasi listrik tersebut.
Untuk membuat suatu diagram kerja instalasi listrik, maka kalian harus melihat gambar bagan dari instalasi listrik yang akan dipasang. Berdasarkan gambar bagan instalasi listrik tersebut, barulah kalian dapat membuat gambar atau diagram kerjanya. Untuk membuat diagram kerja suatu instalasi listrik, selain gambar bagan yang dibutuhkan maka kalian juga memerlukan informasi tentang gambar kerja dari masing-masing komponen instalasi listrik yang akan dipakai.
Pada tabel 3 disajikan beberapa contoh bentuk fisik, gambar bagan dan gambar kerja  komponen instalasi listrik penerangan.


Tabel  3 Gambar Bagan dan  Gambar Kerja Komponen  Instalasi Listrik Penerangan

                   


                    
                 
Berikut ini adalah contoh gambar bagan instalasi listrik penerangan sederhana yang terdiri dari dua buah lampu pijar yang dapat dihidupkan dan dimatikan menggunakan sebuah sakelar seri (deret).
                                                              
            Gambar 30: Bagan instalasi penerangan sederhana

Berdasarkan gambar bagan tersebut kita dapat menggambarkan hubungan pengawatannya seperti ditunjukkan pada diagram kerja  berikut.
                                                   

                                                      Gambar 31: Diagram Kerja instalasi  penerangan sederhana

Perhatikan diagram kerja instalasi penerangan tersebut! Pada tiap-tiap lampu pijar berisi dua jalur kawat yaitu kawat fasa dan kawat nol, sedangkan pada sakelar seri terdiri dari tiga jalur kawat yang masing-masing adalah satu jalur kawat fasa yang masuk ke sakelar dan dua jalur kawat yang lain adalah kawat fasa yang keluar dari sakelar, masing-masing dihubungkan ke lampu pijar. Jalur kawat nol  digambarkan dengan garis putus-putus (--).
Berdasarkan diagram kerja instalasi penerangan tersebut, maka bentuk fisik komponen-komponen listrik yang digunakan dapat ditentukan. Berikut adalah komponen-komponen yang dibutuh-kan.
                                                                   
                                                                                         Gambar 32: Lampu Pijar


                BAGIAN-BAGIAN DALAM KOMPONEN INSTALASI LISTRIK
Untuk memudahkan dalam melakukan pemasangan komponen-komponen suatu instalasi listrik penerangan, berikut ini diuraikan bagian-bagian dari beberapa komponen listrik.



                                                  
                                                                   Gambar 33: Tusuk kontak
      (Steker)

Keterangan gambar
1.       Ujung kawat
2.       Sekerup pengunci
3.       Cabang terminal
4.       Penutup
5.       Penjepit kabel
6.       Kontak tusuk yang telah terpasang
7.       Pelat hubungan
8.       Stop kontak dan Tusuk Kontak yang terpisah.



                                                           
                                                                                   Gambar 34: Stop Kontak
                                        Keterangan gambar:
1.       Contoh bentuk stop kontak
2.       Bagian dalam stop kontak
3.       Sekerup penjepit kawat
4.       Lubang tempat kontak tusuk
                                  
                                                       Gambar 35: Lampu pijar
Keterangan gambar:
1.       Bola kaca
2.       Ruang dalam bola(hampa)
3.       Kawat pijar (filament)
4.       Penyangga dari kaca
5.       Kawat penghantar masuk
6.       Batang kaca
7.       Kaki dari kuningan
8.       Isolasi
9.       Kontak  


                                             
                                                                                    Gambar 36: Fitting

                                                        Keterangan gambar:
1.       Kaki fitting
2.       Terminal
3.       Tempat lampu
4.       Lekukan fitting bayonet
5.       Kontak fitting lampu bayonet
6.        Kontak lampu
7.       Kaki lampu
8.       Pena lampu
9.        Kaca lampu.




MENENTUKAN TATA LETAK KOMPONEN INSTALASI LISTRIK
Sebelum melakukan pemasangan instalasi listrik penerangan, maka terlebih dahulu  harus memperperhatikan cara menempatkan komponen-komponen yang akan dipasang.  Bebarapa hal tentang penempatan komponen sebagai berikut :
1.      TATA LETAK SAKELAR
Tata letak sakelar untuk pasangan luar maupun dalam pada dasarnya adalah sama, yaitu:
a.       Letak/posisi sakelar dari lantai berkisar antara 1,20 meter sampai dengan 2,00 meter. Secara umum posisi sakelar adalah 1,50 meter dari lantai. Untuk pemasangan dalam kamar mandi maka posisi sakelar adalah 2 meter dengan menggunakan sakelar kedap air.
b.      Jarak sakelar dari sudut ruangan atau ujung tembok sekitar 20 cm
c.       Sakelar jangan dipasang di posisi yang akan tertutup ketika membuka daun pintu atau daun jendela.
d.      Penempatan sakelar mudah dijangkau, artinya tidak jauh dari pintu masuk rumah, pintu masuk ruangan-ruangan dan lain sebagainya.

2.       TATA LETAK FITTING
Pada pemasangan instalasi untuk rumah tinggal, maka penempatan dudukan lampu (fitting) diusahakan semudah mungkin. Penempatan dudukan lampu ada yang langsung menempel pada langit-langit rumah dan ada pula yang digantung, tergantung dari jenis dudukan lampu yang digunakan.
                                        

                                    
Keterangan gambar:
1.       Membuka rumah fitting.
2.       Memasukkan kabel dari tutup atas.
3.       Memasang ujung kabel pada terminal kontak.
4.       Kabel yang yang telah terpasang pada kontak.
5.       Mengencangkan pengunci kabel.
6.       Memasang kembali rumah fitting bagian atas.


                                 
                                                                    Gambar 37: Cara pemasangan fitting gantung

               
Keterangan gambar bawah:
1.       Pipa pelindung kabel.
2.       Penutup.
3.       Kontak
4.       Karet.


3.      TATA LETAK STOP KONTAK
Pemasangan stop kontak pada rumah tinggal dimaksudkan untuk mendapatkan sumber tegangan listrik dengan cara yang mudah dari instalasi listrik yang terpasang di rumah tersebut. Peralatan-peralatan yang memerlukan sumber listrik diantaranya peralatan rumah tangga, peralatan hiburan dan peralatan industri. Berikut penjelasan peletakan stop kontak pada tiap jenis ruangan.
    1. Ruang tamu
Stop kontak yang ditempatkan di ruang tamu dapat digunakan untuk menghidupkan kipas angin dan peralatan listrik lainnya. Posisi stop kontak adalah 150 cm dari lantai. Jaraknya dari sudut ruangan minimal 20 cm dan tidak dipasang di tempat  yang akan terhalangi bila daun pintu atau daun jendela terbuka.
    1. Ruang keluarga
Stop kontak yang dipasang di ruang keluarga dapat digunakan untuk memberikan sumber tegangan listrik untuk  peralatan elektronik, seperti TV, radio, dan tape recorder. Penempatan komponen tersebut sama dengan penempatan stop kontak di ruang tamu.
    1. Kamar tidur
Stop kontak yang terdapat di kamar tidur dapat digunakan untuk memberikan sumber tegangan listrik untuk kipas angin atau sejenisnya. Penempatan atau cara pemasangannya sama seperti di ruang tamu.
    1. Ruang dapur
Stop kontak yang ditempatkan di  ruang dapur dapat difungsikan untuk memberikan sumber tegangan listrik untuk peralatan seperti kompor listrik dan lain-lain.


            PENGAWATAN INSTALASI LISTRIK PENERANGAN
Hal yang perlu diperhatikan pada pengawatan instalasi listrik terutama pada penyambungan  antarkawat penghantar. Penyam-bungan antar kawat penghantar harus dilindungi atau ditutup dengan lasdop dan ditempatkan dalam kotak sambung seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
 










                Gambar 38:
Sambungan kawat ditutup lasdop ditempatkan pada kotak sambung


               
               






Gambar 39:
Beberapa macam kotak sambung
                PEMASANGAN KOMPONEN LISTRIK
1.      PEMASANGAN DAN PENGAWATAN DALAM PIPA
Hampir seluruh pengawatan pada instalasi penerangan dilaksa-nakan dalam pipa. Hanya pada bagian atas langit-langit tidak menggunakan pipa. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya pemasangan instalasi. Banyak manfaat yang diperoleh dengan menggunakan pipa.
Manfaat yang diperoleh diantaranya adalah aman dan rapi. Pemasangan pipa dapat dilaksanakan dalam dinding atau tembok. Untuk hal tersebut perlu rencana yang baik, terutama bila pipa ditanam dalam dinding beton yang tidak mungkin dibongkar lagi.
Pada pemasangan pipa, hindari tekukan atau belokan yang tajam. Jangan membuat belokan-belokan dengan jarak yang pendek karena hal-hal tersebut akan menyulitkan dalam pengawatan (ketika memasukkan kabel dalam pipa). Sebaiknya pipa dipasang lurus. Sering kali untuk menghindari terjadinya belokan-belokan yang berdekatan dapat dilakukan dengan menggunakan kotak penyambung.
Gambar berikut menunjukkan beberapa contoh pemasangan pipa pada dinding.

                                                        
Gambar 40: Pemasangan pipa pada dinding

                                                                                                          
                            
                                             
 Gambar 41: Contoh pemasangan pipa pada rumah tembok

                                                       
            Gambar 42:  Contoh pemasangan pipa di atas plafon

2.      PEMASANGAN TUSUK KONTAK
Steker atau tusuk kontak banyak digunakan pada berbagai peralatan listrik seperti seterika listrik, kompor listrik, kulkas dan lain-lain. Berikut adalah cara pemasangan steker.














Gambar 45: Pemasangan Tusuk  Kontak (Steker)
               
                                Keterangan gambar
1.      Membuka tutup luar tusuk kontak,
2.      Menjepit kabel pada pelat penjepit,
3.      Memasang kabel pada salah satu tusuk,
4.      Kabel yang telah terpasang pada tusuk-tusuknya,
5.      Mengencangkan jepitan kabel,
6.      Menutup kembali tutup luar tusuk kontak.


3.      PEMASANGAN INSTALASI PENERANGAN
Sebelum kalian melakukan pemasangan instalasi listrik penerangan maka terlebih dahulu kalian harus melihat perencanaan-nya, yaitu gambar bagan dan diagram kerja suatu instalasi listrik.
Untuk lebih jelasnya beberapa hal berikut yang perlu diketahui sebelum melakukan pekerjaan pemasangan instalasi listrik penerangan :
a.      Gambar bagan
b.      Diagram kerja
c.       Jumlah daya yang diperlukan
d.     Daftar kebutuhan komponen ponen instalasi listrik yang diperlukan
e.      Alat- alat kerja yang diperlukan
f.        Rencana biaya.

Dengan informasi yang telah diuraikan di atas, selanjutnya sebelum melakukan pemasangan instalasi listrik penerangan maka terlebih dahulu harus melihat perencanaan-nya, yaitu gambar bagan dan diagram kerja suatu instalasi listrik.
Untuk lebih jelasnya beberapa hal berikut yang perlu diketahui sebelum melakukan pekerjaan pemasangan instalasi listrik penerangan :
a.      Gambar bagan
b.      Diagram kerja
c.       Jumlah daya yang diperlukan
d.      Daftar kebutuhan komponen ponen instalasi listrik yang diperlukan
e.      Alat- alat kerja yang diperlukan
f.        Rencana biaya.

                                   
Gambar 46: Diagram Kerja

                                                       
Gambar 47:    Jumlah Daya Yang dibutuhkan

Sesuai gambar bagan dan diagram kerja diatas, jumlah lampu yang dibutuhkan adalah 2 buah lampu pijar. Daya yang diinginkan untuk penerangan setiap lampu diminta 25 Watt, dengan demikian daya yang dibutuhkan adalah 2 x 25 Watt = 50 Watt

Hasil Akhir yang Diharapkan
Hasil akhir dari praktek yang akan dilakukan seperti pada gambar 48.
                              
Gambar 48:
Pemasangan  instalasi listrik penerangan menggunakan pipa.

         




DAFTAR PUSTAKA

Depari, Ganti. 2003. Keterampilan Listrik.Bandung: Penerbit M2S.

Effendi, Usman. 2002. Modul Instalasi Listrik. Bandung: TEDC

Ferweda, Ian. 2001. Listrik dalam Rumah Tangga. Bandung: PPPG Teknologi Bandung.

Suryanto, F. 2004. Teknik Listrik Instalasi Penerangan. Jakarta: PT Rineka